Siswa SMA Negeri 1 Mahap Kab. Sekadau Kalbar 2014
Alhamdulillah,, itulah kalimat pertama yang di ucapkan ketika aku mengetahui Siswa baik di jurusan IPA maupun IPS lulus 100%. Hari senin lalu seragam putih abu-abu itu penuh dengan warna-warni ibarat pelangi sebagai pertanda pemiliknya berhasil lulus. Ingin rasanya melarang mereka melakukan hal itu tapi ya sudahlah, toh belasan tahun yang lalu aku juga melalukan hal sama.
Ada rasa haru dan bahagia melanda,, jabatan ku sebagai orang tua mereka selama 3 tahun harus ku lepaskan. Sebersit rasa takut dan kuatir juga menerpa,, karena ku tahu Ujian belumlah usai,, UN adalah pembuka dari ujian selanjutnya,, ujian sebenarnya adalah ujian kehidupan,, ujian yang harus mereka hadapi setelah mereka tamat SMA.
Melihat senyum mereka membuat aku segera melupakan kegundahan itu,, yang terbayang malahan kenangan di masa silam,, kenangan di mana aku masih menggunakan seragam putih abu-abu. Memang benar kata orang “Masa yang paling Indah itu masa SMA”. Aaaaaah andai bisa kembali lagi di jaman itu. aku SMA di era 90’an di mana anak orang kaya dan anak tak mampu tidak Jarak yang begitu luas seperti saat ini. Cukup dengan gitar bolong kami sudah bahagia nongkrong nyanyi-nyanyi di tepi jalanan pas malam mingguan. “MAWAR MERAH dan TERLALU MANIS” Slank jadi lagu kebangsaan.
Enggak ada yang paling asik dari masa SMA. Waktu masih duduk di bangku SMA pengen cepat kelar agar bisa cepat kuliah,, eeh ketika udah kuliah malah kalau bisa balik,, ya balik lagi ke seragam putih abu-abu,, Masa Kuliah memang asik tapi enggak seasik waktu SMA,, Pas kuliah kita di tuntut bersikap dewasa atau sok dewasa (hehehe). Pas kuliah kita juga sudah mulai serius dalam menata rencana masa depan.
Masa SMA memang paling indah dan menyenangkan,, jadi keinget di mana kita sering gangguin adik-adik kelas yang bahenol itu menyenangkan,, Menertawai teman yang dihukum guru di depan kelas juga menyenangkan,, Pelajaran apa yang paling di sukai,, sepakat saja pelajaran yang paling disukai adalah saat pelajaran kosong (wkwkwkwkwk). Pelajaran kosong saat yang tepat buat ngabisin waktu di kantin sekolah.
Uuuuupss hampir Lupa,, saya alumni SMA Negeri 2 Sintang,, salah satu SMA terfavorit di Kabupaten Sintang,, saya terpilih untuk masuk ke Jurusan IPA,, tapi saya seribu sayang saya hanya betah di jurusan tersebut hanya sebulan,, alasan sederhana saya enggak punya teman yang bisa di ajak asik di sana,, beda dengan jurusan IPS teman saya melimpah ruah. Di mana-mana jurusan IPS itu lebih seru dan gokil dari jurusan lainnya.
Ada asik ada enggak asik,, enggak asik kalau disuruh keliling lapangan basket 20 kali kalau enggak ngerjakan PR atau telat masuk kelas,, entahlah saya bingung sendiri koq waktu SMA saya males ngerjakan PR di rumah seorang diri,, pengennya ngerjakan PR di sekolah saja,, makanya slalu datang paling pagi kalau ada PR,, Mmmmm…… kami sering mengawali hari yang indah dengan mengerjakan PR di sekolah (Hahahahaaa).
Belasan tahun berlalu tapi kenangan masa SMA memang sulit dilupakan,, ya iyalah karena saat SMA saya sering memutuskan atau juga di putusin (hehehe). Ada rasa bangga dan juga malu kalau saya bertemu dengan guru saya yang dulu terutama guru-guru yang pernah menghukum saya. Harap maklum saya termasuk siswa kategori bandel yang terkenal seantero sekolah,,walaupun bandel saya enggak bodo-bodo amat,, kalau bodo mana mungkin saya masuk dalam 10 besar siswa dengan nilai tertinggi UN SMA Negeri 2 Sintang angkatan 1997.
Dalam acara Guru SMA Teladan 2013 se-Kalbar saya bertemu lagi dengan seorang Guru saya, Bapak Alexius Akim. Beliau sekarang menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prov. Kalbar. Sebelum acara di mulai saya dekati beliau. “Pak saya Yudha alumni SMADA Sintang angkatan 97” cukup waktu 3 detik bagi beliau untuk mengingat wajah saya lagi. “kamu si Anak Kolong itu” saya salami dan saya ciumi tangannya. Beliau menepuk pundak saya,, saya lihat ada rasa kepuasan dan kebahagian di wajahnya. Ada peristiwa khusus antara aku dan dirinya.
Ketika pidato pembukaan,, beliau menceritakan suka duka dirinya ketika menjadi seorang Guru,, ia juga menceritakan ketika ia diberi tugas tambahan sebagai Waka Kesiswaan,, betapa beratnya mengurus siswa-siswa yang bandel. Betapa jantungny mau copot saking kagetnya ketika dalam ruangannya meledak rentetan petasan. Saya tidak perlu memberi tau kepada anda sobat siapa siswa pelakunya,, karena saya sudah terlalu malu karena dalam acara tersebut saya di suruh berdiri dari tempat duduk,, dengan di saksikan 300 Guru SMA perwakilan tiap-tiap kabupaten yang semuanya pada tertawa. Aaaaahhh tetap saja Yudha berdiri dengan gagahnya,,, wkwkwkwkwkwwkk…..